Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulisan makalah tentang “Puisi Lama” ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya.Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
telah diberikan oleh dosen kepada penulis.
Sebagaimana
kata pepatah,” tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tiada luput dari
kesalahan dan kekurangan.Oleh kerena itu, penulis harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Terkait dengan semua itu pada
kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terimakasihkepada dosen yang
telah mendidik dan membimbing penulis menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua.Amin ya rabbal alamin.
Pekanbaru,
5 Juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Akhir-akhir ini kita lihat, kondisi masyarakat yang semakin
tidak peduli terhadap karya sastra lamaterutama para remaja, yang lebih
memperiotaskan dan menyukai kesustraan modern. Seperti yang kita ketahui
bahwa banyak sekali remaja pada zaman sekarang yang menjadikan karya sastra
lama hanya sebagai simbol belaka dan tidak pernah memaknai keindahan karya
satra lama yang sebenarnya.
Sebagian besar remaja tidak
menyadari betapa penting dan indahnya kesusastraan lama ini, lihat saja dari
puisi-puisi lama yang sangat menarik.Tapi kenyataannya sekarang sebagian besar
masyarakat lebih menyukai sastra modern sehingga lupa dengan sastra lama yang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Perkembangan
kesustraaan lama indonesia banyak mendapatkan pengaruh dari luar. Berdasarkan
pengaruh tersebut maka kesustraan lama indonesia dibedakan menjadi kesustraan
melayu klasik tradisional, kesusastraan pengaruh hindu dan kesusastraan
pengaruh islam. Karena pengaruh tersebut, akibatnaya para remaja jarang sekali
mengaplikasikan karya sastra lama dalam kehidupan mereka dan mereka lebih
dominan menggunakan karya ssatra lama modren dalam keseharian mereka.Seharusnya
kita bisa memadukan sastra lama dan modern, sehingga perkembangan kesusatraan di Indonesia
bisa lebih maju. Tapi kita lihat sekarang, masyarakat lebih meminati sastra modern, dan
meninggalkan sastra lama begitu saja.
Jika dilihat
dari berbagai aspek maka frekuensi remaja dalam meminatai kesusastraan lama
sudah semakin minim. Terbukti dengan segala sesuatu yang bersifat kesusastraan lama hampir tidak
ditemukan lagi karya-karyanya di tengah-tengah masyarakat, yang banyak ditemukan hanyalah
kesusastraan modern yang telah mendapat pengaruh dari negara luar.
I.2 Rumusan Penulisan
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan Puisi Lama?
1.2.2
Apa saja ciri-ciri Puisi Lama?
1.2.3
Sebutkan jenis-jenis Puisi Lama!
1.2.4
Sebutkan contoh-contoh Puisi Lama!
I.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Sebagai pengambilan nilai dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
1.3.2 Agar para pembaca dapat mengetahui tentang
puisi lama dengan baik
1.3.3
Agar pembaca mengetahui ciri-ciri puisi lama
1.3.4
Agar pembaca mengetahui jenis-jenis puisi lama
1.3.5
Agar pembaca mengetahui contoh-contoh puisi lama
1.3.6
Agar masyarakat Indonesia menyadari bahwa puisi lama tidak kalah
menarik dari puisi modern
1.3.7
Untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap kesusastraan bangsa Indonesia
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1 Kita
bisa mengetahui pengertian puisi lama
1.4.2Kita
bisa mengetahui ciri-ciri puisi lama
1.4.3Kita
bisa mengetahui jenis-jenis puisi lama
1.4.4 Kita
bisa mengetahui contoh-contoh dari puisi lama
1.4.5
Kita menyadari bahwa puisi lama mempunyai keindahan tersendiri
1.4.6 Menumbuhkan
rasa memiliki atas kesusastraan yang kita punya
4
ISI DAN PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Puisi Lama
Secar garis besar, puisi
Indonesia digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu puisi lama dan puisi
modern.Pengertian lama dan modern bukan hanya menunjuk pada perbedaan waktu
puisi ini lahir, tapi lebih pada ciri-cirinya.Puisi lama dipengaruhi oleh
kebudayaan Islam yang terarah pada sastra Arab.Sedangkan puisi modern lebih
mengarah pada budaya barat.
Situmorang
(1980:9) menyatakan :”Puisi adalah ekpresi yang kongkret dan yang bersifat
artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.”
Secara etimologis istilah puisi
berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,
membentuk, membuat, menciptakan.Sedangkan kata poet dalam tradisi
Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang
hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.Dia adalah
orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf,
negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
”Puisi mengajarkan sebanyak
mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.”(Emerson1980:8).
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain jumlah kata dalam 1 baris, jumlah
baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris, dan irama.
.Puisi merupakan ungkapan secara implisit dan
samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-katanya condong pada makna
konotatif (Tirtawirya 1980:9).
5
II.2 Ciri-ciri puisi lama
Ciri puisi lama:
1. Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
2. Terikat jumlah baris, rima, dan irama
3.Merupakan kesusastraan lisan, disampaikan dari mulut ke mulut
4.Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
5. Isinya fantastis dan istanasentris
Puisi adalah bentuk karangan yang terkikat
oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsur-unsur intrinsik puisi adalah sebagai berikut :
·
Tema adalah sesuatu yang menjiwai
suatu puisi
·
Amanat adalah pesan yang ingin
disampaikam pada pembaca
·
Rima adalah persamaan bunyi
·
Ritma adalah tekanan yang teratur
·
Metrum/irama adalah turun naik
lagu secara berurutan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata
·
Majas/gaya bahasa adalah
permainan bahasa untuk efek keindahan
·
Kesan adalah pesan yang
diungkapkan lewat puisi
·
1)Diksi
·
Tipografi adalah perwajahan puisi
1)Pilihan kata
6
II.3 Jenis-jenis Puisi Lama
a) Mantra
Mantara adalah ucapan ang dianggap memiliki
kekuatan gaib atau dikeramatkan, seperti dewa-dewa, roh-roh, binatang-binatang,
dan Tuhan. Mantra biasanya diucapkan secara lisan oleh para 2)pawing.
Ciri-ciri :
·
Berirama akhir abc-abc,
abcd-abcd, abcde-abcde.
·
Bersifat lisan, sakti, dan magis
·
Adana perulangan
·
Metafora merupakan unsur penting
·
Bersifat 3)esoferik
·
Lebih bebas dibanding puisi rakat
lainnya.
b) Pantun
Pantun adlah puisi ang bercirikan sajak a-b-a-b,
a-b-b-a, a-a-a-a, tiap bait ada 4 baris, tiap baris ada 8-12 suku kata, 2 baris
awal sampiran, 2 baris akhir adlah isi. Pembagian pantun menurut isinya adalah
pantun anak-anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, dan jenaka.
Ciri – ciri :
·
Setiap bait terdiri 4 baris
·
Baris 1 dan 2 adalah sampiran
·
Baris 3 dan 4 adalah isi
·
Bersajak a-a-a-a
·
Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
2) Dukun yang membacakan mantra
3) Bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara
7
c) Karmina
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi
pendek. Karmina atau pantun kilat terdiri dari 2 baris. Baris pertama merupakan
sampiran dan baris kedua merupakan isi.
Ciri-ciri :
·
Terdiri dari 2 baris
·
Baris pertama sampiran dan baris
kedua isi
d) Seloka
Seloka adlah pantun berkait. Seloka merupakan
bentuk puisi Melayu Klasik. Berisikan pepatah maupun perumpamaan yang
mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan.
Ciri-ciri :
·
Ditulis 4 baris memakai bentuk pantun dan syair
·
Namun ada seloka yang ditulis lebih dari 4 baris
e) Gurindam
Gurindam adalah puisi yang terdiri
dari 2 baris tiap bait, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Gurindam adalah satu
bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris. Gurindam yang terkenal
adalah Gurindam Dua Belas karya Ali Haji. Disebut gurindam dua belas karena
jumlah baris seluruhnya berjumlah dua belas.
Ciri-ciri
:
·
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah,
atau sebab
·
Baris kedua berisikan jawaban, atau akibat.
f) Syair
Syair adalah puisi yang bersumber
dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau
cerita.Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan
irama sajak).Syair berasal dari Arab.
8
Ciri-ciri syair :
·
Terdiri dari 4 baris
·
Berirama aaaa
·
Keeempat baris mengandung arti dan maksud penyair
g) Talibun
Talibun
adalah pantun genap anr tiap bait terdiri 6, 8, ataupun 10 baris. Talibun
adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan
isi.Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri:
·
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus
genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
·
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga
sampiran dan tiga isi.
·
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat
sampiran dan empat isi.
·
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
·
Bilaterdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
9
III.4 Contoh-contoh Puisi Lama
1. Mantra
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2.
Pantun
DILIHAT DARI ISINYA
2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
2.2. PANTUN ORANG MUDA
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
2.3. PANTUN NASIHAT
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
10
2.4. PANTUN JENAKA
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
3.
Karmina
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
4.
Seloka
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
11
5. Gurindam
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus
6. Syair
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana
7.
Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
4)Induksemang cari dahulu
4) Orang yang memperkerjakan orang lain.
12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat
kita ambil kesimpulan, bahwa puisi lama adalah puisi yang terikat oleh
aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait,
persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris, dan irama. Puisi lama
dipengaruhi oleh kebudayaan Islam yang terarah pada sastra Arab.Sedangkan puisi
modern lebih mengarah pada budaya barat.
Ciri puisi yaitu anonim, terikat
jumlah baris, rima, dan irama, kesusastraan lisandisampaikan dari mulut ke
mulut, gaya bahasanya statis (tetap) dan klise, isinya fantastis dan
istanasentris. Jenis puisi lama ada beberapa macam yaitu mantra, pantun,
karmina, seloka, gurindam, syair, dan talibun.
Contoh dari macam-macam
puisi lama ini sangat beragam.Misalkan saja pantun, banyak mempunyai
bagian-bagian berdasarkan isinya, diantaranya pantun anak-anak, muda-mudi,
jenaka, teka-teki, dan pantun nasihat.
III.2 Saran
Sebagai masyarakat
Indonesia, kita harus bangga mempunyai kesusastraan lama yang mempunyai
estetika yang tinggi.Kesusastraan lama ini sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Sebagai generasi muda, kita harus mengembangkan kesusastraan yang ada di
Indonesia, bukan hanya kesusastraan modern, tapi kita juga harus bisa menjaga
dan mengembangkan kesustraan lama, tanpa harus meninggalkannya.
Oleh karena itu, kita harus
membuat lagi karya-karya kesusastraan lama, agar kesusastraan di Indonesia bisa
tetap maju dan berkembang terus. Supaya tidak ada lagi bangsa lain yang
mengklaim budaya Indonesia.
13
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto,
Alex dan Agus Haryanto.2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA dan MA Kelas X. Tangerang: ESIS.
7 Desember 2010 Pukul 15.00 WIB.
7 Desember 2010 Pukul 15.30 WIB.
iii